Hukum Karma
![karma](https://lh3.googleusercontent.com/blogger_img_proxy/AEn0k_utBg6hSlvTkN8GuzyCDES3CuYg7N5x3VPF4-utqDsf18djTZNKm_wDHeKO9sOpzSnbhTv2jiNr4vrvOIO3eAllrJavl-J_jQHXCcjx1h7hZ01rUTQzuAL9kM8eRWHzHyi6=s0-d)
Kamma(bahasa
Pali) atau Karma (bahasa Sansekerta) artinya perbuatan. Kamma atau
Karma adalah suatu perbuatan yang dapat membuahkan hasil, dimana
perbuatan baik akan menghasilkan kebahagiaan dan sebaliknya perbuatan
jahat juga akan menghasilkan penderitaan atau kesedihan bagi pembuatnya.
Semua perbuatan yang dilakukan atau disertai dengan kehendak berbuat
(cetena) merupakan Kamma. Kehendak dapat berarti keinginan, kemauan,
kesengajaan atau adannya rencana berbuat.
Sang Buddha bersabda:
“O, Bhikkhu! Kehendak berbuat (cetena) itulah yang kami namakan Kamma.” (Anguttara Nikaya III : 415)
Perbuatan yang tidak mengandung unsur kehendak dengan sendirinya
tidak tergolong Kamma yang dapat menimbulkan akibat atau hasil
perbuatan:
1. Perbuatan yang netral murni, misalnya duduk, berdiri, berjalan, tidur, melihat dan lain-lain menurut keadaan yang wajar.
2. Perbuatan-perbuatan yang kelihatan baik atau jahat, namun tidak disertai kehendak. Misalnya:
1. Waktu berjalan, ada semut yang terinjak mati
2. Tanpa disadari, uangnya jatuh dan dipungut oleh seorang cacat yang amat memerlukan uang
Semua perbuatan akan menimbulkan akibat dan semua akibat akan
menimblkan hasil perbuatan. Akibat perbuatan disebut kamma-vipaka, dan
hasil perbuatan disebut kamma-phala.
Dari segi perbuatan atau salurannya, kamma dibedakan atas:
Mano-kamma = perbuatan pikiran
Vaci-kamma = perbuatan kata-kata
Kaya-kamma = perbuatan badan jasmani
Sedangkan menurut sifatnya, kamma dapat dibagi menjadi dua bagian:
1. Kusala-kamma = perbuatan baik
2. Akusala-kamma = perbuatan jahat
Kusala-kamma berakar dari kusala-mula, 3 akar kebaikan:
Alobha : tidak tamak
Adosa : tidak membenci
Amoha : tidak bodoh
Akusala-kamma berasal dari akusala-mula, 3 akar kejahatan:
Lobha : ketamakan
Dosa : kebencian
Moha : kebodohan
Jadi Hukum Karma adalah hukum perbuatan yang akan menimbulkan akibat
dan hasil perbuatan (kamma-vipaka dan kamma-phala), Hukum kamma bersifat
mengikuti setiap Kamma, mutlak-pasti dan harmonis-adil.
Klasifikasi Kamma:
· Kamma menurut fungsinya
· Kamma menurut kekuatannya
· Kamma menurut waktunya.
PEMBAGIAN KARMA MENURUT FUNGISNYA:
1. Janaka-kamma: Kamma yang berfungsi menyebabkan timbulnya suatu syarat untuk kelahiran makhluk-makhluk.
Tugas dari Janaka-kamma adalah melahirkan Nama-Rupa:
Janaka-kamma melaksanakan Punarbahava, yaitu kelahiran kembali dari
makhluk-makhluk di 31 alam kehidupan (lapisan kesadaran) sebelum mereka
mencapai pembebasan Arahat.
2. Upatthambaka-kamma:
Kamma yang mendorong terpeliharannya suatu akibat dari suatu sebab yang
telah timbul. Mendorong kusala atau akusala-kamma yang telah terjadi
agar tetap berlaku.
3. Upapilaka-kamma:
Kamma yang menekan kamma yang berlawanan agar mencapai kesetimbangan dan
tidak membuahkan hasil. Kamma ini menyelaraskan hubungan antara
kusala-kamma dengan akusala-kamma.
4. Upaghataka-kamma:
Kamma yang meniadakan atau menghancurkan suatu akibat yang telah timbul,
dan menyuburkan kamma yang baru. Maksudnya kamma yang baru itu adalah
garuka-kamma, sehingga akibatnya mengatasi semua kamma yang lain.
PEMBAGIAN KAMMA MENURUT KEKUATANNYA:
Garuka Kamma
Adalah kamma yang berat dan bermutu. Akibat dari kamma ini dapt timbul
dalm atu kehidupan, maupun kehidupan berikutnya. Garuka kamma terdiri
dari:
a. Akusala-garuka-kamma
b. Kusala-garuka-kamma
Akusala-garuka-kamma
Kamma yang berat terdiri dari 2 kelompok, yaitu:
1. Niyatamicchaditthi,
yaitu pandangan yang salah. Maksudnya memandang yang salah adalah benar
dan yang benar diartikan salah. Terdapat 10 pandangan hidup yang salah:
1. Tidak murah hati. Tidak pemaaf atau tidak suka menolong kesukaran orang/makhluk lain.
2. Tidak mengerti faedah berdana. Mengangap bahwa berdana adalah suatu kebodohan yagn tidak ada hasilnya.
3. Tidak memberikan hadiah pada
tamu. Tamu adalah seorang atau sekelompok orang yang kedatangannya
membahagiakan kita atau yang kedatangannya kita harapkan. Memberikan
hadiah pada tamu yang dewasa ini di kota terutama berarti memberikan
minuman.
4. Perbuatan baik atau perbuatan
jahat dianggap tidak ada hasil atau akibatnya. Seorang yang yakin
perbuatan baik akan membawa hasil tentu berusaha menambah kebaikan pada
setiap kesempatan di manapun ia berada, dan sebaliknya berusaha
menghndari perbuatan yang salah setiap kali akan dilakukan.
5. Tidak percaya pada dunia ini,
tidak percaya akan kebenaran Dhamma, hukum-hukum kesunyataan; yaitu
kelompok manusia yang penuih dengan kekecewaan, kebencian, ketamakan,
dan kebodohan.
6. Tidak percaya pada dunia yang akan datang; tidak percaya akan tumimbal lahir, kehidupan yang akan datang.
7. Tidak mengerti fungsi seorang ibu, dan
8. Tidak mengerti fungsi ayah, menganggap tidak membawa akibat apapun yang dilakukan pada mereka.
9. Tidak mempercayai adanya makhluk yang mati atau yang dilahirkan kembali.
10. Tidak melakukan disiplin menyendiri (khusus untuk para Buddha/Arahat)
2. Pancanantariya-kamma, yaitu 5 perbuatan durhaka.
1. Membunuh ayah
2. Membunuh ibu
3. Membunuh seorang Arahat
4. Melukai seorang Buddha
5. Memecah belah Sangha
Mereka yang melakukan salah satu dari 5
perbuatan durhaka di atas, setelah meninggal akan lahir di alam Apaya
(duka/rendah), yaitu alam neraka, binatang, setan dan raksasa.
Kusala-garuka-kamma
Adalah perbuatan “bermutu”, yaitu
dengan bermeditasi , hingga mencapai tingkat kesadaran jhana. Ia akan
dilahirkan di alam sorga atau lapisan kesadaran yang tinggi, yang
berbentuk atau tanpa bentuk (16 rupa-bhumi dan 4 arupa-bhumi)
2. Asanna-kamma
Kamma yang dilakukan sebelum saat mati seseorang, baik lahir maupun
batin, terutama dengan pikiran. Misalnya memikirkan perbuatan baik atau
jahat yang telah dilakukan di masa lalu. Jadi mempunyai pikiran yang
baik di kala akan meninggal adalah merupakan hal yang penting, yang akan
menentukan bentuk kehidupan berikutnya menjadi lebh baik. Asanna-kamma
berlaku apabila tidak melakukan garuka-kamma.
3. Acinna-kamma atau Bahula-kamma
Apabila seorang dalam hidupnya tidak melakukan garuka-kamma dan di saat
akan meninggal tidak pula melakukan Asanna-kamma, maka yang menentukan
corak kelahiran berikutnya adalah acinna-kamma. Acinna-kamma atau
Bahula-kamma adalah kamma kebiasaan, baik dengan kata-kata, perbuatan
maupun pikiran. Walaupun seorang hanya sekali berbuat baik, namun karena
selalu diingat, menimbulkan kebahagiaan hingga menjelang kematiannya,
hal ini akan menyebabkan kelahiran berikutnya mnjadi baik. Demikian juga
seorang yang hanya seklain bernuat jahat, karena selalu diingat
menimbulkan kegelisahan hingga akhir hidupnya, sehingga akan lahir di
alam yang tidak baik. Oleh karena itu apabila kita pernah berbuat jahat,
maka perbuatan jahat itu harus dilupakan; demikian pula sebaliknya
kalau kita pernah berbuat baik, perbuatan itu perlu selalu diingat.
4. Katatta-kamma
Bila seorang tidak berbuat Garuka-kamma, Asanna-kamma atau Acinna-kamma,
maka yang menentukan bentuk kehidupan berikutnya adalah katatta-kamma,
yaitu kamma yang ringan-ringan, yang pernah diperbuat dalam hidupnya.